PRIMBONKU. Pendeklarasian Joko Widodo alias Jokowi menjadi calon presiden yang dilakukan pada Jumat, 14 Maret 2014, mendapat perhatian komunitas budayawan Eling Handarbeni Hangrungkepi Upaya Madya (Edhum) Kediri. Pemilihan hari pendeklarasian dianggap tepat karena memiliki perlambang wuku tunggak semi, yang berarti kekuatan baru.
Dalam diskusi yang digelar di Jalan Doho, Kediri, Jumat malam, 14 Maret 2014, atau beberapa jam seusai pendeklarasian Jokowi, sejumlah budayawan Jawa dan Tionghoa dalam komunitas Edhum menganalisis momentum tersebut dari sudut pandang wuku. Wuku adalah perlambang sifat-sifat manusia yang dilahirkan pada hari-hari tertentu, seperti layaknya horoskop atau perbintangan. "Kita cocokkan antara tanggal kelahiran Jokowi dan hari deklarasinya," kata Sutjahjo Gani, salah satu budayawan Edhum.
Hari Jumat Pahing, saat Jokowi mengumumkan deklarasinya, memiliki wuku tunggak semi. Dalam Kalender Pawukon yang memiliki rentang waktu pembacaan 200 tahun, kata dia, tunggak semiadalah wuku yang sangat bagus. Tunggak semi, yang dalam Bahasa Indonesia berarti tumbuh tunas, memiliki makna kemunculan kekuatan baru yang tak bisa dikalahkan. Meski ditebas berkali-kali, kekuatan ini akan terus tumbuh dan muncul ke permukaan.
Budayawan yang juga keturunan pemilik penerbit buku tertua di Indonesia, Tan Khoen Swie, ini melanjutkan, wuku tersebut sangat bersinergi dengan hari kelahiran Jokowi, Rabu Pon, 21 Juni 1961, yang memiliki banyak keunggulan. Menurut dia, orang yang lahir pada waktu itu memiliki watak seorang guru, menyukai ilmu pengetahuan, dan senang menjadi tempat pengungsian saudara atau suka menolong. Perlambang Jokowi lainnya adalah jika dia memiliki keinginan, maka akan terpenuhi.
Budayawan Edhum lainnya, Bardi Agan, mengatakan wuku Jokowi ini memiliki kelemahan terhadap unsur besi. Unsur besi, menurut pengajar Universitas Nusantara PGRI Kediri ini, memiliki banyak makna. Ketika terpilih nanti, Jokowi mungkin akan menghadapi kuatnya kelompok parlemen atau kekuatan lain yang bertangan besi. "Atau bisa juga besi diartikan militer," kata Bardi.
Namun demikian, Bardi menegaskan hal ini hanyalah pembacaan penanggalan berdasarkan ilmu kitab kuno. Sebab, pada dasarnya watak seseorang terdiri atas dua hal, yakni watak dasar, yang dimiliki sejak lahir, dan watak ajar, yang dibentuk oleh proses belajar. Teori penanggalan ini, menurut Bardi, sudah teruji selama bertahun-tahun dan diakui khalayak ramai.
Sumber Artikel
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "JOKOWI UNGGUL MENURUT PERHITUNGAN JAWA"
Post a Comment